Senin, 03 Januari 2011

Pertamax Tidak Diminati Masyarakat

 Konsumen di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), masih kurang meminati BBM nonsubsidi jenis pertamax kendati kelangkaan BBM bersubsidi terjadi di beberapa SPBU.
Di SPBU Jalan I Gusti Ngurah Rai, misalnya, meski stok pertamax tersedia dan premium kosong pada hari Selasa, umumnya konsumen enggan mengisi kendaraannya dengan pertamax.
Sebagian konsumen bahkan memilih mengisi kendaraan mereka di tempat penjualan premium eceran di pinggir jalan.
"Stok pertamax yang dipasok di SPBU ini 5.000 liter. Biasanya bertahan sampai satu bulan baru habis," kata Iwan, petugas bagian pengawasan SPBU Ngurah Rai, Palu, Selasa (21/12/2010).
Menurut dia, jika stok premium kosong, maka laju penjualan pertamax juga tidak terlalu signifikan. Meski begitu, ada sebagian konsumen yang sudah langganan pertamax.
Dia mengatakan, pertamax di SPBU ini dipasok dari Makassar. Dari 47 SPBU di Sulteng, baru 10 SPBU melayani pengisian BBM pertamax yang seluruhnya berada di Palu.
Wira Penjualan Pertamina Unit Pemasaran VII/Sulawesi Tengah, Ali Babut, mengatakan, tingkat penjualan pertamax di setiap SPBU relatif kecil, yaitu rata-rata 100 liter per hari.
"Paling tinggi sebuah SPBU menjual 200 liter sehari. Bahkan, ada SPBU yang hanya 50 liter sehari," katanya.
Dia mengatakan, kebutuhan pertamax di Palu dipasok dari Makassar langsung ke SPBU sebab belum ada tangki penimbunan khusus pertamax di Depo Donggala.
Menurut Ali, PT Pertamina (Persero) berencana membangun tangki penampungan pertamax di Depo Donggala pada 2011. Pembangunan tangki pertamax tersebut bagian dari rencana pembatasan BBM bersubsidi.
Sebagai informasi, Selasa pagi, sejumlah SPBU di Palu kehabisan stok BBM bersubsidi jenis solar dan premium.
Menurut petugas SPBU setempat, kekosongan BBM tersebut terjadi karena pembatasan pasokan dari Depo Pertamina Donggala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar